Sebuah fil tampak ciamaik bukan hanya karena cerita, skenario dan aktornya. Namun dari penataan gambar yang di komposisikan sedemikian rupa hingga menjadi tampilan film yang sangat menarik dan tidak monoton. Ya... siapa lagi kalau bukan tugas sang kameramen yang berhasil merekam scene-scene yang sesuai dengan adegannya berikut tips dan pemahaman agar menjadi kameramen profesional, ada di bawah :
Komposisi dan Framing Gambar
Framing gambar (pembikaian gambar) adalah cara dimana sebuah adegan, orang, atau obyek ditempatkan disatu gambar dalam lensa kamera. Para penonton biasanya akrab dengan konvensi tertentu, maka sangatlah penting menyadari dampak berbeda yang dihasilkan oleh gambar yang berbeda. Jika kita merekam secara close up wajah seseorang, kita akan mengajak penonton untuk mengkuti alur pikiran, emosi, dan perkataan orang itu. Jika kita memfilmkan orang yang sama tetapi dengan jarak yang relatif lebih jauh, para penonton akan mengetahui konteks orang itu.
Ingat peraturan ini tidak bersifat baku, sekali kita tahu bagaimana aturan ini dipakai, kita akan mengerti fleksibilitasnya. Berikut beberapa tipe pengambilan gambar yang harus diketahui :
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Pengambilan gambar dengan cara ini biasa digunakan untuk "establishing shot" (shot untuk membangun situasi). Jenis gambar ini memberi orientasi pada penonton tidak hanya pada satu lokasi, tetapi juga atmosfer, konteks, dan situasi secara keseluruhan. Kapan pun kita ingin mengganti adegan di video kita, kita harus memberi orientasi ulang para penonton dengan establishing shot yang baru.
* Long Shot (LS)
Gambar ini menunjukkan orang dari kepala hingga kaki. Kita juga harus berhati-hati dengan head room (ruang disekitar kepala). Terlalu banyak ruang diatas kepala akan membuat gambar tampak aneh, begitu pun terlalu banyak ruang di kaki. Prinsipnya harus proposional.
* Mid Shot (MS) atau Medium Close up (MCU)
Gambar ini menunjukan orang dari atas pinggang hingga ke kepala. Jenis gambar seperti ini banyak digunakan saat wawancara.
* Close up (CU)
Gambar ini menunjukan orang dari dada ke atas hingga ke kepala dan sangat ideal untuk menunjukan bagian yang paling penting atau emosional dari sebuah adegan. Akan tetapi harus diingat lebih baik menampilkan kepala orang secara utuh daripada tidak menampilkan dagu orang, apalafi pada saat mereka berbicara.
* Extreme Close up ( ECU)
Gambar ini biasanya digunakan untuk menunjukkan detail, dan lebih menunjukan emosional yang akan disampaikan dari obyek.
Aturan Sepertiga
Panduan yang baik untuk komposisi gambar adalah menggunakan aturan sepertiga, artinya kita harus membayangkan frame kita (gambar yang diambil kamera kita) terbagi menjadi tiga bagian. Aksi / perbuatan dan obyek ditempatkan tepat ditengah irisan garis maya vertikal dan horizontal, penempatan ini akan membuat gambar jauh lebih menarik. Jangan menempatkan orang yang kita rekam di tengah frame hanya karena kita merasa dia cukup penting. Akan jauh lebih baik kita menempatkannya di horizon atau 2/3 bagian dari atas frame atau 2/3 bagian dari bawah frame. Jika kita merekam orang yang sedang berdiri disebuah adegan yang ukup lama berlangsung, akan sangat baik jika kita menempatkan orang tersebut sedikit lebih ke kiri atau ke kanan dalam frame. Pengaturan ini akan memungkinkan orang tersebut berbicara menghadap bagian / ruang kosong di dalam frame. Ruang itu disebut ruang untuk hidung (nose room).
Mendapatkan Gambar Berkualitas Baik
Fokus
Membuat gambar setajam mungkin adalah hal yang sangat penting. Hampir di semua kamera dilengkapi fasilitas fokus otomatis (auto focus). Di banyak situasi, fasilitas ini akan menjamin apa yang kita rekam memiliki ketajaman yang fokus.
Kapan Menggunakan Fokus Manual
Jika kita merekam gambar obyek yang banyak atau bergerak, atau jika obyek terletak baik dilatar depan maupun belakang, kamera bisa jadi akan bingung dan sulit menentukan fokusnya dan akan terus-menerus berusaha macari fokus pada satu gambar. Dalam situasi seperti ini beralihlah ke fokus manual, secara manual tentukan fokus pada obyek pokok. Di kondisi yang rendah cahaya, fasilitas fokus otomatis akan terus-terus "berburu" untuk mengalokasikan suatu obyek yang bisa menjadi fokus. Hal ini terjadi karena kamera membutuhkan intensitas cahaya yang mencukupi untuk bisa menemukan garis tepian obyek yang akan digunakan untuk menentukan titik utamanya. Dalam situasi seperti ini, fokus manual hanyalah satu-satunya piihan.
Memperbesar (zoom) dan memfokuskan
Semakin kita mendekatkan obyek (zoom in) semakin sempit ruang lingkup obyek yang bisa terekam di fokus. Fenomena ini disebut kedalaman ruang (depth of field). Contohnya, jika kita merekam dengan wide shot sekumpulan orang, maka kita akan menemukan bahwa hampir semua orang masuk ke fokus, tetapi jika kita zoom in atau close up salah satu orang yang ada di gerombolan tersebut, fokus pada orang yang dilatar depan dan belakang akan terlihat lebih lembut atau tidak fokus. Untuk menghidari ini, mulailah proses perekaman dengan zoom in dulu ke salah satu orang yang ingin di tampilkan. Berfokuslah pada orang itu, set kamera kita di fokus manual, kemudian tarik keluar gambar kita untuk mendapatkan wide shot. Ketika kita menggunakan zoom in untuk mendapatkan gambar, fokus akan tetap seperti yang kita inginkan.
semoga sukses.....
Di dalam blog ini saya mencoba berbagi tips dan cara bagaimana merawat benda-benda elektronik
Thursday, February 23, 2012
5 Tips Memotret Yang Baik dan Benat | Irfan
Nah kali ini ada 5 tips yang baik dan benar untuk memotret, tips ini saya dapatkan dari temen saya yang hobby potrat-potret...
1. Cara memotret dengan baik supaya foto tidak kabur: setting pada “S.”
Setelan pada “full-auto” adalah pilihan yang paling baik. Tetapi saya rekomendasikan, khususnya bila anda sering memotret di luar ruangan secara candid (foto-foto spontan), setel kamera pada “shutter speed priority” (biasanya ikon “S”) di atas 1/60, misalnya 1/250 atau 1/125. Kecepatan di atas standar (1/60) ini akan membantu “membekukan” objek foto, sehingga gambar yang kabur karena goyang (bergerak) bisa dihindari/dikurangi.
2. Cara memfoto yang baik apabila tangan gemetar.
Kalau tangan anda gemetar, atau untuk membantu menghindari foto yang blur, anda bisa menempelkan kedua siku tangan pada tubuh anda. Bisa juga dengan bersandar ke dinding.
3. Tips cara memotret benda bergerak: tahan napas saat menekan tombol.
Tips ini sering saya praktikkan pada tahun pertama belajar fotografi. Foto yang kabur atau blur bisa diakibatkan oleh objek yang bergerak, setelan kecepatan kamera terlalu lambat, atau tangan fotografer yang goyang saat memotret. Jika anda masih sering grogi saat menjepret kamera, maka sebaiknya tekanlah tombol pembuka-rana ketika anda baru saja menarik napas dan menahan napas beberapa detik.
4. Cara memotret dengan baik: hindari memakai lensa zoom atau tele.
Sebisa mungkin hindari memakai zoom. Setel lensa pada settingan standar atau paling lebar, misalnya 24mm, 28mm, atau 35mm — tergantung ukuran lensa pada kamera anda. Jika objek kurang dekat, sebaiknya andalah yang bergerak maju, dan jangan menarik zoom. Memakai lensa tele (atau yang di-zoom dekat) memiliki dua “dampak negatif”:
- Gambar akan semakin “sensitif” (foto kabur atau goyang).
- Cahaya yang masuk akan berkurang (karena bukaan diafragma akan mengecil).
5. Cara memfoto yang baik agar foto tidak goyang atau blur: pakai tripod atau taruh kamera di meja.
Tips lain cara memotret benda bergerak adalah dengan menggunakan tripod atau kaki-tiga. Untuk kamera digital jenis poket, anda tidak harus membeli tripod mahal berukuran besar, karena di toko tersedia tripod mini yang bisa dimasukkan ke dalam saku. Kalau tidak ada tripod, letakkan kamera digital anda di atas meja, kursi, atau permukaan yang rata, sehingga goncangan bisa dihindari. Dengan demikian hasil foto yang kabur pun bisa dikurangi.
Nah semoga sukses yaaa
Tips Merawat dan Menggunakan Tripod | Irfan
Nah satu lagi ni tips yang bisa mas bro yang hobby foto am video, kali ini saya kasih tips ntuk menggunakan dan merawat Tripod.
Tripod merupakan salah satu alat pendukung kamera foto maupun video yang memiliki jenis dan model yang sangat beragam. Secara umum saya lihat ada 2 jenis tripod yang beredar di pasaran yaitu tripod dengan pan-tilt head dan ball head. Berikut ilustrasi kedua jenis tripod tersebut.
Pan-tilt head
Ball head
Pan-tilt head memiliki 2 poros yang memungkinkan kamera digerakkan atas-bawah kiri-kanan atau kombinasi keduanya sedangkan ball head hanya memiliki 1 poros yang memungkinkan kamera digerakkan ke segala arah.
Anda mungkin bingung ketika masuk ke toko aksesoris kamera dan mendapati banyak beragam jenis dan ukuran tripod disana. Pertama, tentukan dulu tujuan anda menggunakan tripod. Jika untuk dokumentasi seperti wedding atau liputan lainnya, maka pilihlah tripod yang lebih besar dan berat. Tripod yang demikian akan menghasilkan kestabilan yang lebih baik dibanding tripod jenis lightweight yang lebih kecil dan ringan. Kemudian pastikan panningnya smooth dan bisa menopang berat kamera dengan baik.
Lightweight tripod lebih cocok digunakan pada kamera digital atau handycam yang memiliki berat lebih ringan. Tripod ini sendiri memiliki berat sekitar 1,5 kg yang membuatnya pas untuk ditenteng jalan-jalan.
Lightweight tripod
Tersusun dari bahan aluminium atau karbon yang ringan, memiliki kait dibawahnya untuk diletakkan beban. Beban ini berguna untuk menjaga agar tripod tidak jatuh ketika berada di daerah yang anginnya kuat, seperti pantai. Tripod jenis ini umumnya tidak terlalu smooth panningnya namun tidak masalah jika anda gunakan untuk sekedar hobi :D
Tripod yang ukurannya lebih besar dan berat seperti gambar diatas memiliki kestabilan yang lebih tinggi.
Yang perlu diperhatikan dalam merawat tripod adalah pastikan head dan kaki-kaki tripod tidak terbentur. Head yang terbentur terlalu keras akan merusak poros head tripod sedangkan kaki tripod yang terbentur bisa membuatnya penyok sehingga kaki-kaki didalamnya tidak dapat dikeluarkan. Kerusakan pada kaki tripod lebih cenderung terjadi pada lightweight tripod. Untuk mencegahnya, anda bisa melapisi kaki terluar tripod dengan selang busa, untuk meminimalisir dampak benturan seandainya tripod terjatuh.
Semoga info-info diatas berguna bagi anda... :D
Tripod merupakan salah satu alat pendukung kamera foto maupun video yang memiliki jenis dan model yang sangat beragam. Secara umum saya lihat ada 2 jenis tripod yang beredar di pasaran yaitu tripod dengan pan-tilt head dan ball head. Berikut ilustrasi kedua jenis tripod tersebut.
Pan-tilt head
Ball head
Pan-tilt head memiliki 2 poros yang memungkinkan kamera digerakkan atas-bawah kiri-kanan atau kombinasi keduanya sedangkan ball head hanya memiliki 1 poros yang memungkinkan kamera digerakkan ke segala arah.
Anda mungkin bingung ketika masuk ke toko aksesoris kamera dan mendapati banyak beragam jenis dan ukuran tripod disana. Pertama, tentukan dulu tujuan anda menggunakan tripod. Jika untuk dokumentasi seperti wedding atau liputan lainnya, maka pilihlah tripod yang lebih besar dan berat. Tripod yang demikian akan menghasilkan kestabilan yang lebih baik dibanding tripod jenis lightweight yang lebih kecil dan ringan. Kemudian pastikan panningnya smooth dan bisa menopang berat kamera dengan baik.
Lightweight tripod lebih cocok digunakan pada kamera digital atau handycam yang memiliki berat lebih ringan. Tripod ini sendiri memiliki berat sekitar 1,5 kg yang membuatnya pas untuk ditenteng jalan-jalan.
Lightweight tripod
Tersusun dari bahan aluminium atau karbon yang ringan, memiliki kait dibawahnya untuk diletakkan beban. Beban ini berguna untuk menjaga agar tripod tidak jatuh ketika berada di daerah yang anginnya kuat, seperti pantai. Tripod jenis ini umumnya tidak terlalu smooth panningnya namun tidak masalah jika anda gunakan untuk sekedar hobi :D
Tripod yang ukurannya lebih besar dan berat seperti gambar diatas memiliki kestabilan yang lebih tinggi.
Yang perlu diperhatikan dalam merawat tripod adalah pastikan head dan kaki-kaki tripod tidak terbentur. Head yang terbentur terlalu keras akan merusak poros head tripod sedangkan kaki tripod yang terbentur bisa membuatnya penyok sehingga kaki-kaki didalamnya tidak dapat dikeluarkan. Kerusakan pada kaki tripod lebih cenderung terjadi pada lightweight tripod. Untuk mencegahnya, anda bisa melapisi kaki terluar tripod dengan selang busa, untuk meminimalisir dampak benturan seandainya tripod terjatuh.
Semoga info-info diatas berguna bagi anda... :D
Subscribe to:
Posts (Atom)